Assalamualaikum. Lama tidak bersua dengan blog ini, karena memang belakangan ini sulit meluangkan waktu untuk membaca buku. Yah, gadget memang lebih "bernyawa" ya. Padahal buku adalah teman yang menenangkan.
Minggu, 06 November 2016
Senin, 09 Mei 2016
Javier: Kebangkitan Seorang Penulis
Judul: Javier, Cinta yang Tak Lagi Sederhana
Penulis: Jessica Huwae
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, November 2014
Jumlah Halaman: viii+264
ISBN: 978-602-291-076-3
Penulis: Jessica Huwae
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, November 2014
Jumlah Halaman: viii+264
ISBN: 978-602-291-076-3
Javier, seorang penulis yang sedang mengalami kebuntuan menulis akibat diceraikan oleh istrinya, Duma. Alasannya klasik, kehidupan penulis memang belum bisa dibanggakan. Sebagian penulis hidup bergelimangan harta dengan royalti bermilyar-milyar, tapi sebagian besar lainnya hidup seadanya. Menyambi menulis sana-sini, karena tak mungkin sekadar mengandalkan royalti buku. Persis seperti yang saya alami :-). Begitulah, Javier. Ia didesak editornya, Rosi, agar segera menyelesaikan penulisan naskah yang telah dibayarkan DP-nya. Kalau tidak selesai, ia harus mengembalikan uang DP tersebut, padahal sudah digunakan untuk keperluan segala macam. Javier pun memutuskan untuk menyewa sebuah villa di Puncak agar dia bisa berkonsentrasi menyelesaikan naskah bukunya. Di sana, ia menemukan peristiwa penting yang membuatnya berhasil menciptakan sebuah kisah novel yang menarik.
Rabu, 06 April 2016
Yuk, Kencan Buta dengan Empat Buku Koleksi Pribadi Saya
Assalamu'alaikum. Halooo... apa kabar? Lama tak menyapa blog ini. Belakangan ini saya memang harus meluangkan waktu untuk membaca buku. Nah, supaya semangat membaca bukunya kembali bangkit, saya ikut Blind Date with a Book yang diadakan oleh Afifah Mazaya dan PoetStories yaitu tukaran buku dengan peserta lain dengan identitas buku yang dirahasiakan. Saya punya empat buku yang mau saya tukar.
Selasa, 08 Maret 2016
My Wedding Dress: Traveling Pakai Baju Pengantin? Hohoho….
Judul: My Wedding Dress
Penulis: Dy Lunaly
Penerbit: Bentang
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, Oktober 2015
Jumlah halaman: vi + 270 halaman
ISBN: 978-602-291-106-7
“Getting lost is the best way to travel,”
“Bilang ini sama anak umur lima belas tahun yang ketakutan karena
terpisah, terus orang di sekitarnya nggak ada yang bisa bahasa Inggris apalagi
Indonesia.” (halaman 152)
Kamis, 11 Juni 2015
Dear Bodyguard
Judul : Dear, Bodyguard
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, November 2013
Jumlah Halaman: vi + 346
ISBN: 978-602-7888-91-3
Membaca judul novel ini, seketika
saya teringat film Whitney Houston dan Kevin Costner yang fenomenal: The
Bodyguard. Eh, bener nggak tuh judulnya? Udah lama nontonnya. Saya juga
teringat film Jet Lee yang berjudul “From Beijing with Love.” Di film itu, Jet
Lee juga berperan sebagai bodyguard ganteng dan gagah yang jatuh cinta dan
dicintai oleh kliennya, tapi mereka tetap nggak jadian di akhir kisah karena si
klien sudah bertunangan dan tetap setiap dengan kekasihnya.
Kamis, 04 Juni 2015
Mendidik Anak di Era Digital
Penulis: Yee Jin Shin
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan I,
September 2014
Jumlah Halaman: 272
ISBN: 978-602-1306-25-3
Sinopsis:
Anda mungkin menganggap perangkat digital adalah media belajar yang tepat untuk anak-anak. Selain
membuat anak menjadi lebih tenang dan tidak rewel, perangkat digital juga
membantu anak menguasai bahasa Inggris lebih cepat dan belajar banyak hal lain
lebih mudah. Namun, Anda akan beranggapan berbeda setelah membaca buku ini.
By The Time You Read This I'II be Dead
Judul: By the Time You Read This,
I’ll be Dead
Penulis: Julie Anne Peters
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan I, April
2015
Jumlah Halaman: 320
ISBN: 978-602-0989-13-6
Bullying, kata itu belakangan ini sangat nge-hits di Indonesia.
Dulu, bullying umum terjadi di
kalangan anak sekolah. Bully yang
mendapat legitimasi dari sekolah, misalnya saja penyelenggaraan MOS (Masa
Orientasi Siswa) dan OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus). Dua kegiatan itu
sudah terkenal sebagai ajang bully
terhadap siswa baru. Para senior menerapkan aturan-aturan keras, ketat, dan tak
masuk akal. Sebut saja, memakan makanan basi. Belum lagi, mulut para
intelektualitas itu tiba-tiba dibanjiri ungkapan-ungkapan tak enak didengar,
mengata-ngatai yuniornya hingga melemahkan mental. Tahun berikutnya, yunior
yang telah menjadi senior itupun membalas dendam kepada yuniornya. Begitu
terus, seperti rantai yang tak putus.
Langganan:
Postingan (Atom)