Jumat, 06 Juni 2014

Si Ratu Akting

Sumber: www.kutukutubuku.com

Judul: Ten Things I Hate About Me (Si Ratu Akting)
Penulis: Randa Abdel Fattah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Juli, 2012
Jumlah Halaman: 312
ISBN: 978-979-22-8697-7

Blurb:                                     
Siapa aku? Jamie atau Jamilah?
Di sekolah, aku Jamie, cewek Australia biasa berambut pirang dan bermata (eh lensa kontak) biru. Berbaur dengan anak-anak lain. Menyaru.
Di rumah, aku Jamilah. Aku muslim keturunan Lebanon generasi kedua dengan ayah yang superkolot, sampai-sampai rasanya aku hidup pada zaman batu. Tapi, tak seorang pun di sekolah tahu, dan aku tak ingin teman-temanku
tahu (ya ampun, jangan sampai deh!).
Melihat aktingku, sumpah, rasanya aku pantas diganjar piala Oscar. Tapi lama kelamaan, semua kebohongan ini melelahkan.

Sinopsis:
Jamilah adalah gadis keturunan Lebanon yang ikut orang tuanya bermigrasi ke Australia dan menjadi warna negara Australia. Akan tetapi, menjadi orang minoritas (muslim Lebanon) di negara mayoritas (Kristen Australia) bukanlah hal yang mudah, setidaknya bagi Jamilah. Di sekolah, ada anak-anak Australia rasis yang suka mengejek anak-anak minoritas, dan mereka adalah anak-anak popular. Jamilah ingin diterima ke dalam pergaulan anak-anak popular, sehingga nekat menyamarkan dirinya. Nama aslinya Jamilah, diganti menjadi Jamie. Dia juga menyikat rambutnya dengan warna pirang dan memakai kontak lens warna biru. Oh ya, dia juga tidak mau kakak perempuannya, Shereen yang memakai kerudung, menjemputnya di sekolah. Dia juga tak mau mengakui Bilal, kakak lelakinya, sebagai saudaranya. Wajah Arab mereka akan membongkar identitasnya.

Jamilah sebenarnya lelah dengan semua kebohongan yang dilakukannya. Dia lelah harus menahan diri ketika Peter dan teman-temannya (geng popular yang rasis itu) mengata-ngatai anak-anak dari kalangan minoritas. Dia lelah berakting, tapi tak tahu bagaimana keluar dari semua kebohongan. Dia mengagumi Timothy dengan sikapnya yang bebas, tak memedulikan omongan orang. Dia ingin sekali tak memedulikan omongan orang, tapi sulit untuk bisa menjadi dirinya sendiri. Sampai akhirnya, Jamilah dihadapkan pada keadaan di mana band Arab-nya diundang tampil di acara Prom Night sekolahnya. Itu berarti dia akan membongkar identitasnya di hadapan teman-teman sekolahnya. Bagaimana Jamilah mengatasinya?

Review:
Novel ini sangat asyik dibaca, dengan penuturan khas remaja. Jangan lupa, pesan moralnya pun banyak sekali. Menjadi orang minoritas di kalangan mayoritas, sungguh tidak mudah. Sering kali kita ingin mengikuti kebanyakan orang, sehingga tanpa sadar membohongi diri sendiri. Itulah yang dilakukan oleh Jamilah. Dia menjadi seperti apa yang diinginkan oleh orang mayoritas terhadap dirinya, walaupun hal itu mengaburkan identitasnya. Usahanya berhasil. Peter, cowok popular dan tampan di sekolahnya, menyukainya. Tapi, apakah dia bisa berpacaran dengan Peter? Peraturan ayahnya yang ketat, tak bisa dilanggar. Apalagi setelah ibunya meninggal dunia. Sang ayah menjadi satpam yang luar biasa ketat. Ini dia peraturan ayahnya untuk Jamilah:
  • Jamilah tidak diizinkan pergi setelah hari gelap. Dia sudah harus ada di rumah sebelum matahari terbenam.
  • Jamilah boleh pergi menonton dengan teman perempuan sesekali, dengan syarat kakak laki-laki atau perempuannya menjemputnya setelah film usai.
  • Menonton film harus pada siang hari.
  • Teman-teman Bilal tidak dianggap anggota keluarga.
  • Keberadaan laki-laki tidak diperkenankan dalam situasi apa pun.
  • TIDAK boleh keluar rumah sebelum PR selesai.

Phiiiuhhh… peraturan ayahnya itu sangat ketat, sampai-sampai Jamilah tidak  pernah bisa mengikuti acara pesta di sekolahnya yang selalu diadakan pada malam hari. Tentunya sulit menjadi seorang anak remaja yang tumbuh di tengah masyarakat bebas, dengan tetap membatasi dirinya dalam pergaulan. Usaha Jamilah untuk protes kepada ayahnya, membuat saya mesem-mesem, persis deh seperti saya dulu waktu masih remaja. Ayah Jamilah tak bisa ditawar, sampai Jamilah harus menangis gara-gara ayahnya terlalu ketat. Tapi belakangan Jamilah menyadari bahwa sikap ayahnya itu adalah untuk melindunginya juga. Dia melihat temannya, Lisa, yang sudah punya pacar, melakukan hal-hal terlarang seperti merokok, berciuman, dan entah apa lagi.

Dan ini beberapa quote yang saya sukai:

Popularitas itu relative. Dan aku tidak bermaksud sok, tapi seperti itulah aku melihatnya. Kau bisa menjadi popular di tengah-tengah penggila komputer, tapi tidak popular di tengah-tengah pemain football. (halaman 94)

Kemarahan bekerja dengan cara yang misterius. Kemarahan bisa membuatmu terjaga sepanjang malam dan membisikkan kata-kata buruk kepadamu. Kemarahan bisa membuat perutmu bergemuruh, mengisap energy, membiarkanmu terganggu dan mudah tersinggung. Kemarahan hampir selalu membuat dirimu jadi tidak rasional. (halaman 264)

Kejujuran sungguh membebaskan. Dan sulit. Dan layak. Kejujuran mengangkat semua beban, batu bata dan semen yang memberatkan pundakmu. Kejujuran adalah obat ortopedi. Kau tiba-tiba bisa berdiri dengan tegak dan lurus lagi. (halaman 279)

Masing-masing tokoh memegang karakternya dengan kuat. Jamilah yang galau, Daddy (ayah Jamilah) yang kaku dan ketat, Peter yang rasis, Timothy yang cuek, Amy yang pemurung, Bilal yang bebas, dan lain-lain. Konflik terbangun dengan baik dan diselesaikan dengan manis. Hanya ada satu kekurangan yang kurang masuk di akal saya. Bagaimana Jamilah bisa menyembunyikan nama aslinya dari teman-teman sekelasnya? Nama aslinya, Jamilah Towfeek. Teman-teman sekelasnya hanya tahu namanya Jamie. Rasanya mustahil teman sekelas kita tidak mengetahui nama asli kita? Bukankah kita harus memperkenalkan diri di kelas setiap akan dimulai tahun ajaran baru? Itu sih kalau di Indonesia, tidak tahu di Australia. Barangkali di Australia kita tidak perlu mengenal teman-teman sekelas dengan detil.

Akan tetapi, kalau saya saksikan film-film Barat di televisi, sering kali guru-guru memanggil nama dengan lengkap. Jadi, hal ini masih membuat saya bertanya-tanya. Betapa pintarnya Jamilah sehingga bisa menyembunyikan nama aslinya dari teman-teman sekelas. Okelah kalau rambut dicat pirang dan mata biru. Bagaimana dengan struktur wajah? Saya rasa wajah Arab itu sangat khas, hehe….

Apa pun, tetap saja novel ini sangat baik dibaca oleh para remaja yang masih tidak pede dengan dirinya. 

1 komentar:

  1. Wah, saya juga suka quote-quote di atas mbak Ela. Ijin share ya, walaupun belum baca bukunya :D

    BalasHapus