Kamis, 05 Februari 2015

Penggemar Berat Alin


Judul: Penggemar Berat Alin
Genre: Teenlit
Penulis: RisTee
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Kedua, Maret 2012
Jumlah Halaman: 224
ISBN: 978-979-22-7467-7

KREYEP… KREYEP….
Astaga. (halaman 5)

Dari sejak halaman pertama novel ini, saya sudah diajak memasuki dunia remaja yang ceplas-ceplos, apa-adanya, lucu, dan riang. Jujur, saya baru pertama kali ini membaca karya RisTee, bahkan baru kali ini mendengar namanya. Ketika membaca sinopsis novel ini, saya tak berharap banyak. Ceritanya terkesan klise.


Alin punya penggemar misterius! Diam-diam ada yang  menghujaninya dengan berbagai hadiah, mulai dari bunga mawar hingga boneka beruang yang besar sekali! Terakhir, cowok itu malah menggelar spanduk di depan sekolah bertuliskan: Alin, Be My Girl! Bukannya senang, Alin malah terganggu dan diledek habis-habisan oleh teman satu sekolah.

Nah, kaaan… awalnya saya ragu-ragu mau membaca novel ini, tapi saya coba baca dulu ya beberapa halaman pertamanya. Ada yang bilang, novel  teenlit itu membosankan karena ceritanya begitu-begitu saja. Novel ini juga sebenarnya biasa-biasa saja. Kisah yang biasa, diksi biasa, setting biasa, tapi untunglah walaupun begitu, RisTee bisa membuat saya menyelesaikan membaca novelnya ini karena gaya berceritanya yang lucu dan menghibur.

Alur yang digunakannya maju mundur, yaitu masa saat Alin masih SMP dan SMA. Alin trauma berhubungan dengan cowok. Thomas, cinta pertamanya sewaktu SMP, mengkhianatinya. Thomas berselingkuh dengan Nia, sahabat Alin. Jangan tanya bagaimana anak SMP sudah berpacaran dan berselingkuh ya, zaman saya SMP dulu pun sudah banyak teman-teman SMP yang punya pacar. Untunglah setelah mereka SMA, mereka tidak satu sekolah lagi dan Nia pun sudah pindah dari rumah di sebelah rumah Alin. Sayangnya, Alin masih belum move on.

Alin sekolah di asrama dan punya geng cewek. Uniknya, Alin dan teman-temannya itu memiliki buku curcol, satu buku harian yang diisi bergantian. Membaca curhat cewek-cewek SMA itu bikin saya teringat kegilaan-kegilaan saat masih SMA. Gaya bercerita penulisnya benar-benar ngingetin masa-masa SMA dan punya geng cewek. Ya, saya jadi bernostalgia deh. Saya duga, RisTee ini usianya masih muda, sehingga gaya nulisnya masih fresh dan sesuai banget untuk remaja.

Saat Alin pulang ke rumah mengunjungi ibunya, dia baru tahu kalau rumah Nia yang kosong sudah ditempati tetangga baru. Anak tetangganya itu seorang cowok yang terlihat aneh, tubuh tinggi kurus, hobi cengengesan, dan pakai gawat gigi. Dari deskripsi fisiknya itu, saya bisa membayangkan anak cowok itu sama sekali nggak menarik, dan memang nggak ada rasa tertarik sedikit pun dari Alin kepada cowok itu. Sebaliknya, Fadi, cowok itu malah tergila-gila dengan Alin. Nah, adegan tergila-gila itulah yang mampu dijalin penulis sehingga bisa bikin pembaca terhibur.

Sejuta usaha dilakukan Fadi untuk  bisa meraih hati Alin, dari mulai mengirimi beraneka ragam hadiah, memberikan perhatian, sampai yang paling menyentuh adalah menunggui ibu Alin yang dirawat di rumah sakit. Teman-teman geng Alin pun menyarankan agar gadis itu membuka hatinya untuk Fadi, karena Fadi baik banget. Tapi, Alin masih trauma sama cowok. Apalagi saat ikut lomba menulis cerpen remaja di sebuah majalah, dia ketemu lagi dengan Thomas. Thomas sempat merayunya, sampai kemudian ketahuan kalau Thomas sudah punya pacar!

Apakah Fadi berhasil merebut hati Alin?

Novel ini cukup menghibur dengan kelucuan-kelucuan yang dibuat oleh Fadi, tapi agak membosankan dan lelah saat membaca buku curcol Alin and the geng yang kadang terlalu panjang dengan font huruf keriting yang bikin mata pusing. Tokoh yang bikin saya gemas adalah Nia, yang diam-diam mengkhianati Alin, dan Alin sendiri yang terlalu polos karena sangat percaya kepada Nia. Pesan moralnya? Barangkali agar cewek-cewek jangan mudah terpikat oleh cowok ganteng macam Thomas yang ternyata playboy dan suka mempermainkan cewek. Dan cowok-cowok hendaknya meneladani Fadi yang berjuang sekuat tenaga meraih hati Alin, sebelum benar-benar ditolak hehehe....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar