Minggu, 09 September 2018

Personal Branding: Sukses Karier di Era Milenial




Judul Buku: Personal Branding, Sukses Karier di Era Milenial
Penulis: Dewi Haroen
Penerbit: DH Media 
Cetakan Pertama: Februari 2018
ISBN: 976-602-51574-0-0 
Hal: 227

Dewi Haroen kembali menerbitkan buku bertema Personal Branding setelah buku pertamanya "Personal Branding, Kunci Sukses Berkiprah di Dunia Politik" sukses dipasarkan dan membuatnya diundang menjadi narasumber di berbagai media cetak dan online. 


Seri kedua Personal Branding ini lebih umum dan bisa diterapkan oleh semua orang yang memiliki karier. Yaitu memberikan strategi agar dapat sukses karier secara optimal. Apa pun karier yang kita jalani. Di era milenial yang serba cepat dan instan karena terhubung dengan internet, kita justru memiliki lebih banyak kesempatan untuk membentuk dan mengontrol informasi tentang diri kita secara online. 

Buku ini terdiri atas 7 bahasan: Pengertian Brand dan Personal Brand, Apa Perlunya Personal Brand bagi Karier, Personal Branding: Semua adalah Persepsi, Jangan Lakukan 3 Kesalahan Ini, Dari Mana Harus Memulai, Konten adalah Raja, dan Komunikasikan Personal Brand Anda. 

Pada bagian pertama, Dewi mengajak kita untuk memahami apa itu Brand dan Personal Brand. Brand adalah merek tapi seberapa dalam merek itu dapat tertanam di kepala orang lain? Itulah yang menjadi tugas kita. Sebut saja, apa merek yang paling lekat di ingatan kita kalau menyebut air mineral? Aqua. Walaupun kita tidak membeli Aqua, tapi tanpa sadar kita menyebut namanya saat membeli produk air mineral. 

Sedangkan Personal Branding adalah identitas pribadi yang mampu menciptakan sebuah respon emosional. Sehingga orang teringat hal spesial apa yang telah kita lakukan dan itu melekat pada diri kita. Setiap orang memiliki merk yang melekat sesuai dengan apa yang sering kita kerjakan dan itu akan terbentuk secara alami. 

Ulasan Dewi mengenai Personal Brand begitu mendalam, disertai saran dan tips menciptakan Personal Brand yang positif, otentik, dan asli sehingga mampu membedakan kita dari orang lain. Dalam karier, Personal Brand yang positif ini memberikan harapan kepada klien dalam karier kita sehingga mereka percaya untuk bekerjasama dengan kita. 

Kemudian di bagian kedua, Dewi menjelaskan tentang pentingnya Personal Brand dalam karier. Di era milenial ini, kekuatan personal brand seseorang dibuktikan bila namanya berada di halaman pertama Google. Dengan adanya Revolusi Digital, sebenarnya akan sangat mudah bagi seseorang dalam menata kariernya sendiri menggunakan internet. 

Para pekerja dapat menyajikan dirinya secara intens dan masif via internet dengan memanfaatkan media sosial. Dewi juga menguraikan 3 alasan mengapa personal branding diperlukan di dunia karier, yang tentunya hanya bisa kita ketahui setelah membaca buku ini. 

Ingat, jika kita tidak membangun brand kita sendiri, maka orang lain akan membangun brand kita sesuai dengan persepsi mereka. Jadi, sebelum orang lain membangun brand kita yang belum tentu positif, kita harus segera menciptakan brand kita sendiri. 

Di bahasan ketiga, Dewi menyebutkan bahwa Personal Brand itu Semua adalah Persepsi. Persepsi orang dapat berbeda-beda. Apa yang kita lihat, belum tentu sama dengan yang orang lain lihat. Kesan pertama selalu bermula dari penampilan fisik, dan itu sulit digoyahkan. Tujuan Personal Branding adalah menumbuhkan persepsi positif dari masyarakat untuk digunakan sebagai alat pemasaran. 

Penasaran bagaimana membangun personal branding? Anda harus membaca sendiri ulasannya di dalam buku ini karena ada 3 W yang merupakan elemen penting untuk memprosesnya. Dewi juga merinci 3 faktor penguat Personal Brand yang tentu membuat Anda penasaran jika ingin mencapai sukses dalam karier.

Pada bagian keempat, Dewi memaparkan 3 kesalahan yang jangan sampai kita lakukan saat membangun Personal Brand. Paparannya ini membuat kita mawas diri saat berusaha membangun Personal Brand. Dan akhirnya kita mengetahui mengapa ada orang yang tetap gagal membangun Personal Brand meskipun sudah mengeluarkan banyak uang untuk mengubah persepsi masyarakat. 

Di dunia digital, banyak orang berlomba menjadi selebtwit dan selebgram dengan memiliki banyak pengikut. Tapi jika tidak diimbangi dengan reputasi bagus di bidang keahlian tertentu, semua itu menjadi percuma. Dia tetap saja tidak diingat oleh orang karena tidak ada ciri khas yang melekat padanya dan membuatnya spesial. 

Wah, semakin banyak membaca buku ini, semakin terbukalah wawasan saya mengenai Personal Branding. Apalagi paparan Dewi inia mudah dicerna karena menggunakan bahasa yang tidak berat. Pada bagian 5, Dewi menjabarkan tahapan membangun Personal Branding. Penasaran kan? 

Personal Brand adalah DNA sukses kita. Jika kita merasa belum sukses dalam karier, itu berarti kita belum berhasil membangun Personal Branding. Jika Anda serius ingin membangun Personal Brand, segera baca buku ini dan ikuti cara-cara yang dijabarkan oleh Dewi Haroen. Sebagai Psikolog Politik dan Pakar Personal Branding lulusan Universitas Indonesia, cara-cara yang dijabarkan oleh Dewi cukup mudah dipraktekkan asal konsisten. Informasi lebih lanjut: www.dhmedia.co.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar