Senin, 27 Oktober 2014

Married Because of Allah


Menikah di Usia Muda, Makin Kaya Makin Berkah

Judul: Married Because of Allah
Penulis: Anugrah Roby Syahputra
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun Terbit: Cetakan I, Mei 2014
Jumlah Halaman: xi + 310
ISBN: 978-602-1306-22-2

“Buku ini mengingatkan pada nasihat guru saya saat di pesantren, “siapa yang ingin menikmati dunia dan seisinya, menikahlah…!” --@fikrihabibullah


Kasus kehamilan di luar nikah yang terjadi di kalangan remaja Indonesia saat ini sudah sangat memprihatinkan. Tak tanggung-tanggung, pelakunya banyak yang masih duduk di bangku SMP. Pergaulan bebas adalah penyebabnya. Orang tua tak lagi khawatir anaknya berpacaran, padahal model pacaran anak sekarang jauh berbeda dengan zaman dulu yang ditemani orang tua. Anak-anak berpacaran di tempat sepi, memadu kasih layaknya suami istri. Akibatnya bisa ditebak, hamil sebelum menikah. Atas nama cinta, layakkah semua itu dilakukan?

Islam mengatur hubungan antara lawan jenis, terutama dengan yang bukan mahramnya. Zina termasuk salah satu dosa besar. Ironisnya, perzinaan sudah menjadi salah satu gaya hidup remaja di Inonesia. Pada bagian awal buku ini dijelaskan mengenai survey yang menyebutkan bahwa 51% remaja di Jabodetabek pernah melakukan hubungan seks pranikah, 37% mahasiswa di Yogyakarta mengalami kehamilan sebelum menikah, terjadinya kenaikan angka aborsi di kalangan remaja, serta terjadinya kasus baru HIV/ AIDS sebesar 14% pada rentang usia 20-24 tahun. Sungguh mencengangkan karena itu terjadi di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Buku ini menguraikan tentang dampak akibat pacaran dan perzinaan, lalu mengarahkan pembaca agar menikah di usia muda, daripada berzina. Khusus untuk muslimah, penulis memberikan peringatan agar berhati-hati kepada laki-laki mata keranjang atau playboy, yang memang memanfaatkan keahlian merayu untuk menggaet gadis-gadis tanpa sungguh-sungguh ingin menjalin hubungan yang sah. Hal itu dijelaskan di dalam Bab 2 berjudul “Kucing Garong di Sekitar Kamu.”

Penulis juga memaparkan jalan menuju zina yang sering tidak disadari oleh kaum remaja, diantaranya melalui hari Valentine, hari kasih sayang yang merupakan budaya Barat dan tidak sesuai dengan Islam. Di dalam Bab 4 dijelaskan beberapa penyebab mengapa kini pacaran menjadi hal biasa, diantaranya karena tren pergaulan, propaganda media, sikap permisif orangtua, dan terjerembab di belantara sosial media.

“Idealnya orangtua sejak dini bisa mengarahkan bagaimana menyikapi perasaan yang mulai bergejolak di hati. Bisa menuntun anaknya untuk menjaga batas pergaulan dengan lawan jenis. Bisa memberikan arahan supaya anaknya lebih baik bersiap untuk pernikahan. Bisa memberikan petunjuk tentang kriteria jodoh yang islami bagi  putra-putrinya. Sayangnya, kini orangtua justru menjadi salah satu pihak yang paling berperan mendorong anaknya untuk pacaran. Sekarang semakin mudah ditemui ibu-ibu yang galau jika malam minggu enggak ada lelaki yang menjemput anak gadisnya untuk pergi berkencan.” (halaman 84)

Dan akhirnya, di Bab 8 berjudul “Nikah Aja Kok Repot?”, penulis menganjurkan pemuda-pemudi yang sudah tidak kuat menahan nafsunya agar segera menikah dengan memberikan contoh-contoh pemuda yang berani menikah dengan menghilangkan semua hambatan, seperti: belum cukup usia, belum lulus kuliah, belum punya penghasilan, belum punya rumah dan kendaraan, belum punya calon, dan belum siap mental. Penulis yakin bahwa menikah akan meningkatkan kekayaan.

“Jay Zagorsky dari Ohio State University pernah melakukan sebuah penelitian yang dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Ia melakukan survey tentang potensi kekayaan karena pernikahan. Ia pun berhasil membuktikan bahwa pernikahan ternyata membuat seseorang lebih kaya daripada sekadar menggabungkan kedua pasangan. “Setiap orang yang menikah,” kata Jay Zagorsky, “rata-rata memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.” (halaman 167).

Bab 9-14, penulis menjabarkan proses pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam, juga tips-tips untuk meningkatkan kualitas diri selama menunggu datangnya calon pasangan suami atau istri. Buku ini pun ditutup dengan kisah nyata sang penulis yang menikah di usia muda dan telah membuktikan bahwa menikah telah membuatnya menjadi kaya.

Secara keseluruhan, buku ini sangat menarik dan bermanfaat. Disajikan dengan bahasa khas anak muda, karena memang ditujukan untuk para pemuda yang belum menikah. Dihiasi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang membuat kita tidak merasa bosan membacanya. Semoga setelah para remaja membacanya, kita tak lagi mengartikan MBA sebagai Married By Accident melainkan Married Because of Allah.

*********** 
Resensi ini dimuat di Koran Tribun Kaltim, tanggal 26 Oktober 2014
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar