Menikah di Usia Muda, Makin Kaya Makin
Berkah
Judul:
Married Because of Allah
Penulis:
Anugrah Roby Syahputra
Penerbit:
Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun
Terbit: Cetakan I, Mei 2014
Jumlah
Halaman: xi + 310
ISBN:
978-602-1306-22-2
“Buku ini mengingatkan pada nasihat guru
saya saat di pesantren, “siapa yang ingin menikmati dunia dan seisinya,
menikahlah…!” --@fikrihabibullah
Kasus
kehamilan di luar nikah yang terjadi di kalangan remaja Indonesia saat ini
sudah sangat memprihatinkan. Tak tanggung-tanggung, pelakunya banyak yang masih
duduk di bangku SMP. Pergaulan bebas adalah penyebabnya. Orang tua tak lagi
khawatir anaknya berpacaran, padahal model pacaran anak sekarang jauh berbeda
dengan zaman dulu yang ditemani orang tua. Anak-anak berpacaran di tempat sepi,
memadu kasih layaknya suami istri. Akibatnya bisa ditebak, hamil sebelum
menikah. Atas nama cinta, layakkah semua itu dilakukan?
Islam
mengatur hubungan antara lawan jenis, terutama dengan yang bukan mahramnya.
Zina termasuk salah satu dosa besar. Ironisnya, perzinaan sudah menjadi salah
satu gaya hidup remaja di Inonesia. Pada bagian awal buku ini dijelaskan
mengenai survey yang menyebutkan bahwa 51% remaja di Jabodetabek pernah
melakukan hubungan seks pranikah, 37% mahasiswa di Yogyakarta mengalami
kehamilan sebelum menikah, terjadinya kenaikan angka aborsi di kalangan remaja,
serta terjadinya kasus baru HIV/ AIDS sebesar 14% pada rentang usia 20-24
tahun. Sungguh mencengangkan karena itu terjadi di negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam.
Buku
ini menguraikan tentang dampak akibat pacaran dan perzinaan, lalu mengarahkan
pembaca agar menikah di usia muda, daripada berzina. Khusus untuk muslimah,
penulis memberikan peringatan agar berhati-hati kepada laki-laki mata keranjang
atau playboy, yang memang memanfaatkan keahlian merayu untuk menggaet
gadis-gadis tanpa sungguh-sungguh ingin menjalin hubungan yang sah. Hal itu
dijelaskan di dalam Bab 2 berjudul “Kucing Garong di Sekitar Kamu.”
Penulis
juga memaparkan jalan menuju zina yang sering tidak disadari oleh kaum remaja,
diantaranya melalui hari Valentine, hari kasih sayang yang merupakan budaya
Barat dan tidak sesuai dengan Islam. Di dalam Bab 4 dijelaskan beberapa
penyebab mengapa kini pacaran menjadi hal biasa, diantaranya karena tren pergaulan,
propaganda media, sikap permisif orangtua, dan terjerembab di belantara sosial
media.
“Idealnya
orangtua sejak dini bisa mengarahkan bagaimana menyikapi perasaan yang mulai
bergejolak di hati. Bisa menuntun anaknya untuk menjaga batas pergaulan dengan
lawan jenis. Bisa memberikan arahan supaya anaknya lebih baik bersiap untuk
pernikahan. Bisa memberikan petunjuk tentang kriteria jodoh yang islami
bagi putra-putrinya. Sayangnya, kini
orangtua justru menjadi salah satu pihak yang paling berperan mendorong anaknya
untuk pacaran. Sekarang semakin mudah ditemui ibu-ibu yang galau jika malam
minggu enggak ada lelaki yang menjemput anak gadisnya untuk pergi berkencan.”
(halaman 84)
Dan
akhirnya, di Bab 8 berjudul “Nikah Aja Kok Repot?”, penulis menganjurkan
pemuda-pemudi yang sudah tidak kuat menahan nafsunya agar segera menikah dengan
memberikan contoh-contoh pemuda yang berani menikah dengan menghilangkan semua
hambatan, seperti: belum cukup usia, belum lulus kuliah, belum punya
penghasilan, belum punya rumah dan kendaraan, belum punya calon, dan belum siap
mental. Penulis yakin bahwa menikah akan meningkatkan kekayaan.
“Jay
Zagorsky dari Ohio State University pernah melakukan sebuah penelitian yang
dilakukan pada rentang waktu 1985 hingga 2000. Ia melakukan survey tentang
potensi kekayaan karena pernikahan. Ia pun berhasil membuktikan bahwa
pernikahan ternyata membuat seseorang lebih kaya daripada sekadar menggabungkan
kedua pasangan. “Setiap orang yang menikah,” kata Jay Zagorsky, “rata-rata
memperoleh jumlah kekayaan dua kali lipat.” (halaman 167).
Bab
9-14, penulis menjabarkan proses pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam,
juga tips-tips untuk meningkatkan kualitas diri selama menunggu datangnya calon
pasangan suami atau istri. Buku ini pun ditutup dengan kisah nyata sang penulis
yang menikah di usia muda dan telah membuktikan bahwa menikah telah membuatnya
menjadi kaya.
Secara
keseluruhan, buku ini sangat menarik dan bermanfaat. Disajikan dengan bahasa
khas anak muda, karena memang ditujukan untuk para pemuda yang belum menikah.
Dihiasi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang membuat kita tidak merasa bosan
membacanya. Semoga setelah para remaja membacanya, kita tak lagi mengartikan
MBA sebagai Married By Accident melainkan Married Because of Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar