Judul: The Davincka Code: How Travelling Inspires You
Penulis: Jihan Davincka
Penerbit: Edelweiss
Tahun Terbit: Cetakan I, Desember 2013
Jumlah Halaman: 298
ISBN: 978-602-8672-62-7
Dari mana inspirasi kehidupan sehari-hari kita berasal? Dari biografi
tokoh-tokoh penting dunia? Tidak juga. Kadang, inspirasi datang dari titik
terdekat kita, keluarga kita sendiri. ( halaman 5)
Jihan Davincka adalah seorang
blogger wanita yang banyak menuangkan tulisan-tulisan inspiratifnya, berisi
renungan-renungan sehari-hari di dalam blognya. Jihan telah melalui banyak hal
dalam kehidupannya, termasuk menyimpan mimpi menjadi dosen, sampai kemudian
menemukan kesenangan menulis. Media blog memberinya kebebasan berekspresi,
sehingga dapat menuangkan isi pikirannya tanpa kekangan. Tak disangka, banyak
pembaca blognya yang menyukai tulisan-tulisannya. Sebagian tulisan itu kini
dibukukan ke dalam buku berjudul “The Davincka Code.”
Every blogger has her own story. Mainkan jemari di keyboard laptop, netbook,
smartphone, atau apa pun ‘senjata’ yang para blogger miliki. Jadilah
perempuan-perempuan penebar inspirasi positif tanpa perlu membuahkan energi
negatif. Seremeh apa pun, asalkan positif… ceritakan pada dunia! (halaman 21).
Ya, Jihan Davincka memang telah
menjadi salah satu dari perempuan penebar inspirasi melalui catatan-catatan
sederhana ini, yang ditulis dengan gaya sederhana. Tak perlu berkerut-kerut
kening saat membacanya, tetapi Jihan selalu memasukkan kalimat-kalimat
pamungkas yang “menendang” hati pembacanya. Sebagai seorang ibu rumah tangga
dengan dua balita, cerita-cerita di dalam buku ini didominasi oleh kisah
kesehariannya menjadi ibu, istri, anak, serta pegiat sosial media. Simaklah
cerita jujurnya dalam tulisan Every Mom Has Her Own Battle. Jihan
bertutur mengenai “pertarungan” di antara sesama ibu-ibu yang berbeda dalam hal
pengasuhan anak.
Blogger wanita yang kini tinggal
di Athlone, Irlandia, mengikuti suaminya, juga mengisahkan pengalaman-pengalamannya
selama mendampingi suaminya berpindah-pindah negara. Setelah Tehran, Jihan
mengikuti suaminya ke Saudi Arabia, tepatnya Jeddah. Jihan semula menolak
mengikuti suaminya ke Jeddah, karena terpengaruh berbagai stigma negatif yang
melekat pada kota itu. Hingga kemudian dia bersyukur bahwa kehidupan di Jeddah
tak seperti bayangannya.
Saudi berbeda dengan negara Timur Tengah lainnya. Biaya hidupnya jauh
lebih rendah daripada negara-negara tetangganya. Harga bensin selevel Pertamax
di Tanah Air, kira-kira sekitar seribu perak saja per liter. Saudi tak memungut
pajak dari siapa pun. Semua fasilitas umum bisa dinikmati oleh penduduk lokal
maupun pendatang. (halaman 202).
Jihan ingin meluruskan anggapan
bahwa hidup di Arab itu tidak enak, terlebih lagi menjadi TKI dan mendapatkan
intimidasi dari majikan-majikan Arab. Kenyataannya, banyak TKI yang betah
tinggal dan bekerja di Arab Saudi hingga puluhan tahun! Jihan bahkan merasa berat
hati saat suaminya pindah pekerjaan ke Athlone, Irlandia. Walaupun baru dua
tahun di Jeddah, Jihan sudah mendapatkan banyak pengalaman hidup yang menginspirasi.
Sementara di Athlone, Irlandia,
dia merasakan keramahan warga sekitar. Setiap bertemu dengan penduduk Athlone,
dia selalu disuguhi sapaan dan senyum hangat. Walaupun harga-harga barang di
negara bagian Eropa itu jauh lebih mahal, tetapi kehangatan warganya tak bisa
dibeli dengan apa pun juga. Intinya, setiap tempat yang dia datangi selalu
memberikan warna baru dalam hidupnya. Makassar, Jakarta, Tehran, Jeddah, maupun
Athlone, telah memberikannya inspirasi untuk menulis di blog dan kini telah
pula dibukukan, sesuai tagline buku ini: How Travelling Inspires You.
Di setiap catatan ringannya,
Jihan selalu menyelipkan kata-kata motivasi dan penuh renungan kehidupan. Ada
satu yang paling saya ingat, yaitu: bila
kau tidak mendapatkan apa yang kauinginkan, mungkin saja itu keberuntunganmu? (halaman 154). Sering kali kita kecewa
karena tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, padahal boleh jadi itu adalah
keberuntungan kita. Siapa tahu di belakang itu, ada kebaikan dari kegagalan
atau kehilangan yang kita peroleh. Jadi, selalulah berpikir positif dalam
menghadapi kegagalan.
***
Dimuat di Nabawia.com
Sama dong, aku juga one of her fans
BalasHapus