Judul: Marginalia
Penulis:
Dyah Rinni
Penerbit:
Qanita, Mizan
Tahun
Terbit: Cetakan I, Februari 2013
Jumlah
Halaman: 304
ISBN: 978-602-9225-82-2
Wow!
Ide novel ini unik banget. Marginalia adalah coretan di samping buku. Kadang
kala, datangnya jodoh itu sangat tidak disangka-sangka. Misalnya saja pertemuan
saya dengan calon suami. Bukan teman masa kecil, bukan teman sekolah, bukan
teman kantor juga. Terus, ketemu di mana dong? Di mana-mana bisa, kok ketemu
jodoh kalau memang sudah ditakdirkan bertemu, hehe… Begitu juga dengan Drupadi
dan Aruna. Membaca dua nama itu, saya pikir ini kisah yang agak nyastra,
ternyata ini sejenis chicklit.
Cerita
dibangun dengan menggunakan Pov 1, di mana Drupadi dan Aruna bergantian
menceritakan kehidupan mereka. Drupadi, seorang wedding organizer yang sedang pusing mencari tempat pernikahan
untuk Inez, sepupunya. Sepertinya Inez hanya ingin mempermainkannya. Sampai
kemudian Drupadi masuk ke dalam kafe buku “Marginalia” secara tak sengaja. Semula
Drupadi tak terpikir hendak memakai kafe itu sebagai tempat pernikahan Inez,
tapi sepupunya malah menyuruhnya untuk memakai tempat itu. Akibat salah paham
di awal pertemuan, Sonya, istri pemilik kafe Marginalia, tak mengizinkan
kafenya dipakai oleh Drupadi, kecuali Drupadi mau menuliskan marginalia di
salah satu buku yang dipilihnya.
Drupadi
acak saja memilih buku yang akan
ditulisinya itu, dan dia memilih buku puisi Rumi yang pernah dipinjam oleh
Padma, kekasih Aruna yang meninggal karena kecelakaan. Di dalam buku itu, ada
marginalia dari Padma. Lucunya, Drupadi malah menulis di bawah marginalia
Padma, kalimat-kalimat sindiran yang membuat Aruna murka.
Isaac Newton pun mencoreti bukunya |
Lalu,
siapakah Aruna? Aruna adalah vokalis sebuah band yang sedang beranjak naik,
Lescar Band. Dia cinta mati kepada Padma, sebuah sifat yang di luar mainstream
para pemain band di dunia nyata. Yah, kita tahu sendiri kan kebanyakan pemain
band itu playboy. Saking cintanya sama Padma, Aruna sampai rutin melihat marginalia goresan tangan Padma di
dalam buku puisi Rumi. Dia marah besar membaca marginalia Drupadi yang mengejek
marginalia Padma. Dia bertekad untuk bertemu dengan orang itu (Drupadi) dan
membuat perhitungan. Eh, ternyata dia malah jatuh cinta sama Drupadi.
Tak
perlu waktu lama bagi saya untuk menikmati olahan kata Dyah Rinni. Selain diksi
yang ringan, Dyah juga mampu mengajak saya masuk ke dalam cerita. Menikmati
proses pertemuan antara Drupadi dan Aruna, serta cara mereka meraih cinta. Drupadi
sudah punya pacar, Adnan, tapi lelaki itu belum juga melamarnya setelah
berpacaran dua tahun. Jadi, bagaimana kisah cinta antara Drupadi dan Aruna
berpaut?
Seperti biasa, faktor kebetulan sering digunakan oleh banyak penulis untuk menampilkan kejutan di dalam ceritanya. Marginalia juga memanfaatkan momen kebetulan itu. Salah satunya adalah saat Aruna bertemu dengan Inez, ternyata Inez--yang juga sepupu Drupadi--adalah mantan pacarnya! Dari sini, konflik pun jadi mudah ditebak, tapi cerita ini tetap asyik dinikmati kok. Novel yang ringan ini bisa saya baca beberapa jam saja (gak sampai seharian, deh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar