Kamis, 10 April 2014

Inspirasi dari The Davincka Code


Judul: The Davincka Code: How Travelling Inspires You
Penulis: Jihan Davincka
Penerbit: Edelweiss
Tahun Terbit: Cetakan I, Desember 2013
Jumlah Halaman: 298
ISBN: 978-602-8672-62-7

Dari mana inspirasi kehidupan sehari-hari kita berasal? Dari biografi tokoh-tokoh penting dunia? Tidak juga. Kadang, inspirasi datang dari titik terdekat kita, keluarga kita sendiri. ( halaman 5)

Jihan Davincka adalah seorang blogger wanita yang banyak menuangkan tulisan-tulisan inspiratifnya, berisi renungan-renungan sehari-hari di dalam blognya. Jihan telah melalui banyak hal dalam kehidupannya, termasuk menyimpan mimpi menjadi dosen, sampai kemudian menemukan kesenangan menulis. Media blog memberinya kebebasan berekspresi, sehingga dapat menuangkan isi pikirannya tanpa kekangan. Tak disangka, banyak pembaca blognya yang menyukai tulisan-tulisannya. Sebagian tulisan itu kini dibukukan ke dalam buku berjudul “The Davincka Code.”


Every blogger has her own story. Mainkan jemari di keyboard laptop, netbook, smartphone, atau apa pun ‘senjata’ yang para blogger miliki. Jadilah perempuan-perempuan penebar inspirasi positif tanpa perlu membuahkan energi negatif. Seremeh apa pun, asalkan positif… ceritakan pada dunia! (halaman 21).

Ya, Jihan Davincka memang telah menjadi salah satu dari perempuan penebar inspirasi melalui catatan-catatan sederhana ini, yang ditulis dengan gaya sederhana. Tak perlu berkerut-kerut kening saat membacanya, tetapi Jihan selalu memasukkan kalimat-kalimat pamungkas yang “menendang” hati pembacanya. Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan dua balita, cerita-cerita di dalam buku ini didominasi oleh kisah kesehariannya menjadi ibu, istri, anak, serta pegiat sosial media. Simaklah cerita jujurnya dalam tulisan Every Mom Has Her Own Battle. Jihan bertutur mengenai “pertarungan” di antara sesama ibu-ibu yang berbeda dalam hal pengasuhan anak.

Blogger wanita yang kini tinggal di Athlone, Irlandia, mengikuti suaminya, juga mengisahkan pengalaman-pengalamannya selama mendampingi suaminya berpindah-pindah negara. Setelah Tehran, Jihan mengikuti suaminya ke Saudi Arabia, tepatnya Jeddah. Jihan semula menolak mengikuti suaminya ke Jeddah, karena terpengaruh berbagai stigma negatif yang melekat pada kota itu. Hingga kemudian dia bersyukur bahwa kehidupan di Jeddah tak seperti bayangannya.

Saudi berbeda dengan negara Timur Tengah lainnya. Biaya hidupnya jauh lebih rendah daripada negara-negara tetangganya. Harga bensin selevel Pertamax di Tanah Air, kira-kira sekitar seribu perak saja per liter. Saudi tak memungut pajak dari siapa pun. Semua fasilitas umum bisa dinikmati oleh penduduk lokal maupun pendatang. (halaman 202).

Jihan ingin meluruskan anggapan bahwa hidup di Arab itu tidak enak, terlebih lagi menjadi TKI dan mendapatkan intimidasi dari majikan-majikan Arab. Kenyataannya, banyak TKI yang betah tinggal dan bekerja di Arab Saudi hingga puluhan tahun! Jihan bahkan merasa berat hati saat suaminya pindah pekerjaan ke Athlone, Irlandia. Walaupun baru dua tahun di Jeddah, Jihan sudah mendapatkan banyak pengalaman hidup yang menginspirasi.

Sementara di Athlone, Irlandia, dia merasakan keramahan warga sekitar. Setiap bertemu dengan penduduk Athlone, dia selalu disuguhi sapaan dan senyum hangat. Walaupun harga-harga barang di negara bagian Eropa itu jauh lebih mahal, tetapi kehangatan warganya tak bisa dibeli dengan apa pun juga. Intinya, setiap tempat yang dia datangi selalu memberikan warna baru dalam hidupnya. Makassar, Jakarta, Tehran, Jeddah, maupun Athlone, telah memberikannya inspirasi untuk menulis di blog dan kini telah pula dibukukan, sesuai tagline buku ini: How Travelling Inspires You.

Di setiap catatan ringannya, Jihan selalu menyelipkan kata-kata motivasi dan penuh renungan kehidupan. Ada satu yang paling saya ingat, yaitu: bila kau tidak mendapatkan apa yang kauinginkan, mungkin saja itu keberuntunganmu? (halaman 154). Sering kali kita kecewa karena tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, padahal boleh jadi itu adalah keberuntungan kita. Siapa tahu di belakang itu, ada kebaikan dari kegagalan atau kehilangan yang kita peroleh. Jadi, selalulah berpikir positif dalam menghadapi kegagalan.
*** 

Dimuat di Nabawia.com

1 komentar: