Judul : Dear, Bodyguard
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, November 2013
Jumlah Halaman: vi + 346
ISBN: 978-602-7888-91-3
Membaca judul novel ini, seketika
saya teringat film Whitney Houston dan Kevin Costner yang fenomenal: The
Bodyguard. Eh, bener nggak tuh judulnya? Udah lama nontonnya. Saya juga
teringat film Jet Lee yang berjudul “From Beijing with Love.” Di film itu, Jet
Lee juga berperan sebagai bodyguard ganteng dan gagah yang jatuh cinta dan
dicintai oleh kliennya, tapi mereka tetap nggak jadian di akhir kisah karena si
klien sudah bertunangan dan tetap setiap dengan kekasihnya.
Bedanya, di dalam novel ini,
bodyguardnya seorang perempuan. Perempuan jadi bodyguard??? Apa sih yang nggak
bisa di zaman emansipasi wanita ini? Ide yang unik dari Riawani Elyta, tentang
bodyguard perempuan. Apalagi perempuan-perempuan yang bekerja di jasa persewaan
bodyguard ini bukanlah perempuan biasa. Ada syaratnya, yaitu: Janda. Itu
terkait dengan pekerjaan Bodyguard yang harus menemani kliennya ke mana pun, 24
jam. Tidak mungkin kan kalau sudah bersuami. Sedangkan para gadis emoh menjadi
Bodyguard, walaupun sebenarnya bisa saja.
Aline, bukan tanpa alasan menjadi
Bodyguard wanita. Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berakhir pada
perceraian, membuatnya trauma. Ia ingin bisa membela dirinya sendiri dengan
berlatih bela diri, dan ternyata dia malah menjadi Bodyguard. Aline bekerja
pada Jenny, artis yang sedang merasa terancam oleh mantan suaminya. Jadi ingat kasus-kasus
artis yang rebutan anak dengan mantan suaminya. Tapi, ada cerita lain di balik
itu, yaitu keterlibatan Jenny dan Teddy, manajernya, dalam kasus Narkoba. Tanpa
sepengetahuan Aline, Jenny dan Teddy sedang diawasi oleh detektif sewaan
Polisi, Kevin, yang belakangan jatuh cinta kepada Aline.
Nilai moral apa yang bisa diambil
dari kisah Aline? Ketegaran Aline untuk bangkit berdiri dan memulai hidup baru
setelah kasus KDRT yang dialaminya, patut dijadikan contoh wanita lain yang
mengalami KDRT. Aline tidak menjadi depresi atau bunuh diri, tetapi malah
menjadi Bodyguard. Wanita memang seharusnya menguasai bela diri, bukan untuk
melawan suami yang baik-baik lho, tapi untuk menjaga diri dari peristiwa apa
pun, karena perempuan lekat dengan sebutan “makhluk lemah.”
Aline dan Jenny adalah sosok dua
wanita yang gagal dalam rumah tangga, tetapi itu tak berarti penulis
menggambarkan bahwa semua lelaki itu buruk dan suka berbuat KDRT. Ada sosok
laki-laki baik yang beberapa kali menjadi pahlawan Aline, siapa lagi kalau
bukan Kevin? Di sinilah saya menemukan sosok manusiawi dari seorang Bodyguard
wanita, yang nyatanya masih membutuhkan bantuan orang lain. Beberapa kali Kevin
menyelamatkan Aline dari kejahatan yang terkait akan pekerjaannya. Sayangnya,
bayangan saya bahwa si Aline ini mirip Lara Croft jadi agak pudar. Sebab, sisi
feminine Aline masih kerap tampil dan itu diakui juga oleh penulisnya, melalui
sosok Teddy.
“Satu lagi, Al. Semalam Teddy
panggil gue, dia bilang kalau dia… suka sama lo, Al. Dia bilang, lo nggak hanya
tangguh lahir batin, tapi juga feminine.” (halaman 230).
Jadi, walaupun Aline sudah
menjadi Bodyguard, waktu lima tahun belumlah cukup untuk mengubah sosok
femininnya (sehingga pernah dijahati oleh suami sendiri). Dia tidak serta merta
menjadi sepemberani Lara Croft, yang justru lebih sering menyelamatkan
laki-laki daripada diselamatkan.
Dear Bodyguard, ditujukan untuk
pembaca ibu-ibu, sesuai logo di bagian sampul, yaitu logo “Momlit.” Mungkin
karena tokohnya ibu-ibu. Tapi, para gadis atau bahkan bapak-bapak pun boleh
membacanya lho. Supaya berhati-hati memperlakukan istrinya masing-masing,
jangan sampai istrinya mengikuti jejak Aline menjadi Bodyguard hehehe….
Wah, dijahati suami sendiri ya, bun? :( Sedih bener kalo sampe kejadian.
BalasHapusini sebuah karya yang unik dan menunjukkan ketegaran hidup ya mbak, perjuangan yang keras akan membuahkan hasil yang maksimal, nice sharing, salam kenal salam blogger ya
BalasHapusBodyguard wanita memang lebih nyaman, terutama bagi kalangan wanita. Ini bila dipandang dari sisi positifnya. Sebagaimana di Surabaya, berkembang ojek wanita yang melayani khusus penumpang wanita. Asyik kayaknya konflik yang terbangun dalam buku ini.
BalasHapusKayanya bagus juga nih buku!
BalasHapusdari buku ini belajar untuk berhati-hati dalam memilih calon suami agar tidak berakhir menajdi bodyguard ^^
BalasHapus