Kamis, 11 Juni 2015

Dear Bodyguard



Judul : Dear, Bodyguard
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, November 2013
Jumlah Halaman: vi + 346
ISBN: 978-602-7888-91-3

Membaca judul novel ini, seketika saya teringat film Whitney Houston dan Kevin Costner yang fenomenal: The Bodyguard. Eh, bener nggak tuh judulnya? Udah lama nontonnya. Saya juga teringat film Jet Lee yang berjudul “From Beijing with Love.” Di film itu, Jet Lee juga berperan sebagai bodyguard ganteng dan gagah yang jatuh cinta dan dicintai oleh kliennya, tapi mereka tetap nggak jadian di akhir kisah karena si klien sudah bertunangan dan tetap setiap dengan kekasihnya. 

Bedanya, di dalam novel ini, bodyguardnya seorang perempuan. Perempuan jadi bodyguard??? Apa sih yang nggak bisa di zaman emansipasi wanita ini? Ide yang unik dari Riawani Elyta, tentang bodyguard perempuan. Apalagi perempuan-perempuan yang bekerja di jasa persewaan bodyguard ini bukanlah perempuan biasa. Ada syaratnya, yaitu: Janda. Itu terkait dengan pekerjaan Bodyguard yang harus menemani kliennya ke mana pun, 24 jam. Tidak mungkin kan kalau sudah bersuami. Sedangkan para gadis emoh menjadi Bodyguard, walaupun sebenarnya bisa saja.

Aline, bukan tanpa alasan menjadi Bodyguard wanita. Kasus kekerasan dalam rumah tangga yang berakhir pada perceraian, membuatnya trauma. Ia ingin bisa membela dirinya sendiri dengan berlatih bela diri, dan ternyata dia malah menjadi Bodyguard. Aline bekerja pada Jenny, artis yang sedang merasa terancam oleh mantan suaminya. Jadi ingat kasus-kasus artis yang rebutan anak dengan mantan suaminya. Tapi, ada cerita lain di balik itu, yaitu keterlibatan Jenny dan Teddy, manajernya, dalam kasus Narkoba. Tanpa sepengetahuan Aline, Jenny dan Teddy sedang diawasi oleh detektif sewaan Polisi, Kevin, yang belakangan jatuh cinta kepada Aline. 

Nilai moral apa yang bisa diambil dari kisah Aline? Ketegaran Aline untuk bangkit berdiri dan memulai hidup baru setelah kasus KDRT yang dialaminya, patut dijadikan contoh wanita lain yang mengalami KDRT. Aline tidak menjadi depresi atau bunuh diri, tetapi malah menjadi Bodyguard. Wanita memang seharusnya menguasai bela diri, bukan untuk melawan suami yang baik-baik lho, tapi untuk menjaga diri dari peristiwa apa pun, karena perempuan lekat dengan sebutan “makhluk lemah.”

Aline dan Jenny adalah sosok dua wanita yang gagal dalam rumah tangga, tetapi itu tak berarti penulis menggambarkan bahwa semua lelaki itu buruk dan suka berbuat KDRT. Ada sosok laki-laki baik yang beberapa kali menjadi pahlawan Aline, siapa lagi kalau bukan Kevin? Di sinilah saya menemukan sosok manusiawi dari seorang Bodyguard wanita, yang nyatanya masih membutuhkan bantuan orang lain. Beberapa kali Kevin menyelamatkan Aline dari kejahatan yang terkait akan pekerjaannya. Sayangnya, bayangan saya bahwa si Aline ini mirip Lara Croft jadi agak pudar. Sebab, sisi feminine Aline masih kerap tampil dan itu diakui juga oleh penulisnya, melalui sosok Teddy. 

“Satu lagi, Al. Semalam Teddy panggil gue, dia bilang kalau dia… suka sama lo, Al. Dia bilang, lo nggak hanya tangguh lahir batin, tapi juga feminine.” (halaman 230).

Jadi, walaupun Aline sudah menjadi Bodyguard, waktu lima tahun belumlah cukup untuk mengubah sosok femininnya (sehingga pernah dijahati oleh suami sendiri). Dia tidak serta merta menjadi sepemberani Lara Croft, yang justru lebih sering menyelamatkan laki-laki daripada diselamatkan. 

Dear Bodyguard, ditujukan untuk pembaca ibu-ibu, sesuai logo di bagian sampul, yaitu logo “Momlit.” Mungkin karena tokohnya ibu-ibu. Tapi, para gadis atau bahkan bapak-bapak pun boleh membacanya lho. Supaya berhati-hati memperlakukan istrinya masing-masing, jangan sampai istrinya mengikuti jejak Aline menjadi Bodyguard hehehe….

5 komentar:

  1. Wah, dijahati suami sendiri ya, bun? :( Sedih bener kalo sampe kejadian.

    BalasHapus
  2. ini sebuah karya yang unik dan menunjukkan ketegaran hidup ya mbak, perjuangan yang keras akan membuahkan hasil yang maksimal, nice sharing, salam kenal salam blogger ya

    BalasHapus
  3. Bodyguard wanita memang lebih nyaman, terutama bagi kalangan wanita. Ini bila dipandang dari sisi positifnya. Sebagaimana di Surabaya, berkembang ojek wanita yang melayani khusus penumpang wanita. Asyik kayaknya konflik yang terbangun dalam buku ini.

    BalasHapus
  4. dari buku ini belajar untuk berhati-hati dalam memilih calon suami agar tidak berakhir menajdi bodyguard ^^

    BalasHapus