Senin, 24 Maret 2014

Dunia Trisa: Tak Mudah Menjalani Hidup sebagai Artis


Judul: Dunia Trisa
Penulis: Eva Sri Rahayu
Penerbit: Stiletto Book
Tahun Terbit: Cetakan 1, Oktober 2011
Jumlah Halaman: 295
ISBN: 978-602-96026-6-1

Kamu suka nonton infotainment? Samma, saya juga. Kayaknya dunia artis itu seperti sandiwara ya. Ada aja kejadian aneh yang mirip adegan sinetron yang mereka mainkan. Perselingkuhan, perceraian, video porno, dan lain sebagainya mewarnai dunia keartisan. Bukannya memenuhi berita infotainment dengan berita-berita yang positif, malah yang banyak adalah berita-berita negatif. Antara percaya gak percaya deh. Nah, Dunia Trisa, novel chicklit karya Eva Sri Rahayu ini mewakili dunia artis yang kejam dan penuh intrik.


Trisa, seorang gadis berusia 25 tahun yang beum juga lulus kuliah karena sibuk ikut casting ini, memiliki mimpi besar menjadi artis terkenal. Selama karirnya, dia baru berhasil menjadi figuran. Bagaimana perjuangannya menjadi artis? Ternyata gak mudah juga untuk menjadi artis, apalagi kalau gak punya kenalan. Bergabung di agensi artis pun belum menjamin karirnya terdongkrak. Trisa mengikuti casting-casting film dan iklan apa saja yang penting bisa dipakai. Bahkan, yang namanya KKN pun gak bisa lepas juga dari dunia artis. Walaupun Trisa punya bakat akting yang bagus, dia harus mengalah dengan Raisya, artis yang sudah lebih dulu terkenal.

Dalam urusan cinta, Trisa juga lebih suka menjalin hubungan dengan cowok yang juga berprofesi sebagai artis. Dia tak memedulikan cinta Desta, cowok yang selalu setia melakukan apa saja untuknya, termasuk membuatkan proposal skripsinya. Trisa jatuh cinta kepada Bian, vokalis band yang sedang naik daun, tapi ternyata playboy dan mendekatinya hanya untuk ngajak “tidur.” Hmmm… si Bian ini jadi ngingetin saya sama Ariel Noah, tapi memang sih kebanyakan vokalis band itu playboy. Konon katanya mereka suka ngajak tidur fans-fansnya yang rata-rata cewek ABG, bahkan sampai hamil.

Untunglah Trisa ini punya prinsip. Walaupun dia ngebet jadi artis terkenal, dia gak mau berpakain seksi, beradegan seronok, apalagi diajak tidur oleh artis yang sudah lebih dulu terkenal, maupun oleh produser. Ini yang bikin perjuangan Trisa menjadi artis semakin menarik. Trisa ingin menjadi artis yang lurus-lurus saja. Suka dukanya menjadi artis sekaligus menyelesaikan skripsinya, menjadi pemikat novel ini sehingga saya bisa menyelesaikan membacanya dalam waktu satu hari saja.

Sebagaimana halnya chicklit, Eva Sri Rahayu dapat menuliskan chicklit ini dengan bahasa yang santai, penuh humor, dan mengalir. Walaupun menggunakan Pov 1, tapi gak membosankan karena selalu ada kelucuan-kelucuan yang ditimbulkan oleh Trisa akibat sikapnya yang ceroboh. Di dunia keartisan yang bebas, sikap Trisa boleh diacungi jempol. Dia tetap  berusaha menjaga kehormatan dirinya, walaupun godaan datang dari vokalis terkenal yang tampan semacam Bian, sampai produser film yang menawarinya sejumlah satu miliar dengan syarat agar dia mau menyerahkan kegadisannya.

Semangat Trisa untuk menjadi artis juga patut diacungi jempol. Menjalani casting dengan modal mepet, lelah fisik dan pikiran tak menyurutkan niatnya. Ia bahkan rela dimaki-maki, dihina, dan diabaikan oleh orang-orang di dunia artis; produser, sutradara, lawan main, dan sebagainya. Dia juga rela melepas kesempatan membintangi film bagus demi menyelesaikan skripsinya yang hanya diberi waktu satu buan, dengan dosen pembimbing yang killer. Baginya, pendidikan tetap nomor satu.

Agaknya saya memang ngefans dengan tulisan Eva Sri Rahayu. Setelah dibuat tak berkedip saat membaca Love Puzzle, saya pun dibuat tahan seharian membaca Dunia Trisa. Gaya bertutur Eva memang cocok dengan saya, meskipun beberapa adegan ciuman antara Trisa dan Bian, serta Trisa dan Desta sedikit mengganggu. Uniknya, salah satu film yang dibintangi Trisa bercerita tentang Love Puzzle. Sepertinya penulisan novel ini berdekatan waktunya dengan novel Love Puzzle.

Sebagai sebuah chicklit yang mengambil setting perkotaan dengan wanita-wanita high class, tentu saja novel ini relatif santun. Prinsip-prinsip Trisa yang tidak mau melakukan seks bebas, tidak mau terlalu seksi dalam berpakaian, tidak merokok, dan tidak minum, tentu saja berbeda jauh dengan chicklit-chicklit yang ditulis oleh penulis luar negeri. Bahkan, chicklit yang ditulis penulis Indonesia pun beberapa ada yang mengemukakan gaya hidup bebas.

Secara keseluruhan, novel ini sangat menghibur sekaligus membawa pencerahan tentang dunia keartisan dan suka dukanya. Dan yang patut diacungi jempol adalah semangat Trisa untuk menyelesaikan kuliahnya sekaligus menggapai impiannya menjadi artis. Bahkan, pada titik terendah dalam hidupnya, dia bertekad,

“Aku benar-benar ingin bermanfaat bagi banyak orang, bukan hanya sekadar untuk diriku sendiri, karena itu aku gak boleh patah semangat. Menyerah bukanlah sebuah pilihan. Berjuang adalah satu-satunya cara yang harus kulakukan. Dari awal aku tidak pernah berpikir menjalani profesi ini dengan mudah, karena itu… I will survive. I will, if I beliefe!” (halaman 91)


1 komentar:

  1. Wow...paragraf terakhir yang diambil dari novel itu, aku suka banget

    BalasHapus