Judul:
Takdir Elir, The Chronicles of Elir
Penulis:
Hans J. Gumulia
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit: 2012
Jumlah
Halaman: xxiii + 238
ISBN:
978-979-22-8138-5
Masa keemasan
fiksi fantasi di Indonesia dimulai sejak meledaknya kisah Harry Potter, disusul
dengan Narnia, dan kawan-kawan. Saya pernah sesumbar tidak suka membaca Harry
Potter. Filmnya pun tidak selesai saya tonton, dan hanya menonton secara acak. Saya
lupa film Harry Potter yang judulnya apa yang sudah saya tonton. Sebenarnya,
filmnya mengasyikkan walaupun tidak membuat saya penasaran untuk menonton seri
lainnya. Novelnya? Nah itu dia. Saya pernah mencoba membawa novel Harry Potter
yang pertama, tapi hanya sampai bab 2. Adik saya memuji habis-habisan novel
Harry Potter dan minta saya membawa ke semua serinya. Saya hanya memandangi
dengan heran. Apa yang menarik dari
Harry Potter. Begitu juga dengan Narnia. Saya pernah punya kesempatan untuk
membaca ke semua seri Narnia, tapi tidak saya lakukan karena sudah pesimis
tidak akan sanggup membacanya.
Saya
tidak suka membaca novel fiksi fantasi, entah mengapa. Begitu juga dengan novel
ini. Vandaria Saga: Takdir Elir. Saya kira novel ini ditulis oleh pengarang
luar neger, ternyata Hans J. Gumulia ini penulis Indonesia! Apa yang membuat
saya berhasil membacanya? Well, saya
harus mencoba membacanya karena stok buku yang ada sudah menipis. Sebenarnya banyak
sih buku yang belus ay abaca, tapi sudah pesimis duluan khawatir tidak menarik.
Termasuk novel ini. Gambar tokoh-tokohnya di bagian awal cukup membantu
memnacing rasa tertarik, walaupun tetap saya tunda dulu membaca semuanya. Baru kemarin
akhirnya saya bisa selesai membacanya. Ternyata…. WOW! Mengasyikkan juga
membaca fiksi fantasi!
Vandaria
Saga, saya tidak tahu penjelasan yang sebenarnya, tapi ini seperti klub penulis
fiksi fantasi di Indonesia. Settingnya adalah Vandaria, sebuah negeri rekaan. Namanya
juga fiksi fantasi, jadi jangan harap setting novel ini bisa ditemukan di dunia
nyata. Takdir Elir bersetting di negara dengan dua kerajaan: Vandergaard dan Serenade.
Kedua kerajaan ini terancam akan berperang dan merusak kedamaian di benua Elir.
Lima orang terpilih ditakdirkan untuk menghentikan peperangan di antara kedua
negara tersebut. Mereka adalah: Rozmerga, Liarra, Sigmar, Raja Arthold, dan
Raja Xaliber.
Sebagaimana
fiksi fantasi lainnya, nama tokoh-tokohnya unik-unik, tetapi agak berbau Romawi
dan Yunani. Pakaian-pakaian yang dikenakannya juga. Barangkali memang budaya
Romawi dan Yunani itu berbau fantasi. Hans bisa mengurai cerita dengan indah, bak fiksi terjemahan tapi tetap enak
dibaca. Petualangan masing-masing tokoh sangat memancing rasa penasaran,
meskipun saya masih penasaran dengan maksud dari Vandaria Saga, Frameless,
Valiant, Vhranas, dan sebagainya. Barangkali kalau saya sudah membaca semua
seri Vandaria Saga, baru deh bisa ngerti.
Sebagaimana
fiksi fantasi lainnya, tentu banyak kejadian-kejadian aneh beserta tokoh-tokoh
aneh di dalam novel ini. Kaum Frameless yang jago sihir, misalnya, memiliki
warna mata kanan dan kiri yang berbeda. Ada juga binatang-binatang aneh dan
senjata-senjata ajaib. Menulis fiksi fantasi itu sesuatu yang luar biasa. Kita tidak
perlu memikirkan soal logika cerita, setting tempat yang sesuai kenyataan,
tokoh-tokoh yang normal, dan sebagainya yang serba normal. Imajinasi kita dapat
berkembang bebas, sesuka hati.
Bagaimana
kisah petualangan kelima pahlawan yang sedang mengungkap rahasia di balik
rencana perang dua kerajaan di benua Elir itu? Sayangnya, ini baru sekuel pertama, yang mengurai pertemuan
masing-masing tokohnya. Masih ada kelanjutannya di sekuel kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar