Senin, 14 Oktober 2013

GRANADA: Genosida Kebudayaan di Andalusia

Judul: Granada: Genosida Kebudayaan di Andalusia
Penulis: Radwa Ashour
Penerjemah: Kamran Arsyad Irsyadi
Penerbit: BukuMutu, 2008

Mungkin bakal sulit menemukan buku ini, karena buku ini juga saya dapatkan di toko buku online dengan harga obral. Saya tertarik membaca novel-novel sejarah Islam di masa lampau. Granada menceritakan perjuangan umat Islam di Andalusia, Spanyol, melawan Tentara Castille, Katolik, yang ingin merebut Granada dari tangan umat Islam. Berdasarkan sejarah yang saya baca, pada masa kekalifahan Turki Ustmani, Spanyol dan sekitarnya berhasil ditaklukkan oleh tentara Islam di bawah kepemimpinan Salahuddin Al Ayyubi, dan sejak itu Spanyol menjadi salah satu kekuasaan umat Islam. 


Subhanallah! Tak terbayangkan bila dulu Spanyol pernah di bawah kekuasaan Islam mengingat sekarang ini sangat kental nuansa kristianinya. Nyaris tak tersisa bekas daulah islami, bila kita memandang Spanyol pada saat ini. Ketika tentara Islam menaklukkan Spanyol, umat kristiani dilindungi dan diberikan kebebasan untuk tetap memeluk agamanya. Akan tetapi, ketika tentara kristen (Castille) merebut kembali Spanyol, umat Islam dimusnahkan (genosida) dengan kekejaman yang luar biasa. Tak hanya manusianya, tapi juga kebudayaan Islam yang ada di sana. 

Kekejaman itu bak Drakula yang memangsa korbannya, karena memang nama tokoh Drakula dari film Drakula itu diambil dari nama seorang petinggi Castille yang membunuhi umat Islam dengan kejam. Umat Islam di Spanyol disuruh memeluk agama Kristen, dibaptis, dan mengganti namanya menjadi nama khas kristiani. Bila tidak, maka akan dibunuh dengan kejam. 

Keluarga Abu Jafaar adalah salah satu dari keluarga muslim di Granada. Ketika mendengar pemerintahan Islam di Andalusia telah jatuh ke tangan tentara Castille, mereka mulai dilanda kecemasan. Apalagi ketika Boaddil El Chico, pemimpin Granada, mengadakan perjanjian penyerahan kekuasaan kepada Xaviera, juru runding penguasa Castille. Sebuah perjanjian yang aneh, kalau bukan karena Boabdil El Chico sedang berada di bawah tekanan.

Dan ternyata benar, tak lama berselang, tentara Castille memasang tanda salib, bendera Castille, dan panji Saint Yacob di menara penjagaan Al Hambra. Dilanjutkan dengan pawai meriah, datangnya Raja Fernando, penguasa Castille, yang meminta umat Islam di Granada untuk segera menyerah. Belum cukup sampai di situ, tiba-tiba saja datang seorang Uskup Besar untuk mengajak rakyat Granada memeluk kristen. Dilanjutkan dengan aksi para tentara Castille membakar kitab-kitab milik umat Islam. Jumlahnya bukan satu dua, tetapi berupa gunungan kitab yang tinggi, sumber ilmu umat Islam. 

Telah banyak umat Islam Granada yang hengkang dari Granada karena khawatir atas pendudukan tentara Castile. Keluarga Abu Jafaar termasuk yang menolak hengkang, karena Granada sudah menjadi rumah mereka sejak dilahirkan. Akibatnya pun fatal. Rupanya penguasa Castille sama sekali tak memberikan kebebasan beragama kepada umat Islam. Mereka harus berpindah agama atau dibunuh. Keluarga Abu Jafaar pun "terpaksa" mengaku kafir, demi keselamatan hidupnya. Di luar rumah, mereka mengaku kafir, tetapi di dalam rumah, mereka tetap muslim. 

Novel ini tergolong novel sastra karena ditulis dengan bahasa yang indah dan banyak metafora. Otomatis, memang membutuhkan perenungan yang dalam ketika membacanya (slow reading). Namun, apa yang dikisahkan dapat membuka mata kita mengenai perjuangan umat Islam dalam mempertahankan Spanyol hingga titik darah penghabisan. Pada awalnya mereka mengaku kafir (diperbolehkan dalam keadaan terdesak), hingga kemudian mereka berjuang memerangi tentara Castille dan harus menemui ajal di tangan mereka. Bisa kita saksikan saat ini Spanyol didominasi oleh umat kristiani. Sisa-sisa kejayaan Islam dapat kita temui pada gereja-gereja mereka yang dulunya adalah masjid, seperti gereja Aya Sophia.

1 komentar:

  1. Baru tahu kalo drakula diambil dari nama itu. Oya aku pernah baca cerita penyerahan kekuasaan pada kristen membuat ibunda raja menyesal seumur hidup, menganggap anaknya pengecut.

    BalasHapus