Selasa, 23 September 2014

Beautiful Temptation


Judul: Beautiful Temptation
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, September 2013
Jumlah halaman: vi + 274
ISBN: 978-602-7888-71-5

“Menikahlah denganku, Rena….,” ucap Tristan dengan tatapan mata sayunya kepadaku. (halaman 19)
“Kamu mau menemaniku saat ini. Itu hadiah luar biasa yang tidak pernah kuduga.” (halaman 41)
“Aneh? Kamu sangat cantik sampai aku tidak mengenalimu,” katanya lembut. (halaman 96)


Dan masih banyak lagi kata-kata rayuan Tristan untuk Renata, gadis yang dicintainya sejak pertama bertemu. Jujur saja, masuk ke dalam cerita cinta Tristan dan Renata ikut membuat saya tersipu-sipu. Benar seperti yang disebut Renata, Tristan adalah seorang penggoda. Bukan hanya menggoda dari segi fisik yang tampan, tapi sikapnya juga melindungi dan tutur katanya manis sekali. Rasanya sulit mendapatkan lelaki sesempurna itu. Biasanya, yang tukang merayu itu seorang playboy. Rena pun perlahan jatuh cinta kepada Tristan. Masalahnya, Rena sudah punya pacar!

Nathan, pacar yang sudah bersamanya sejak dua tahun lalu, adalah cowok yang angkuh, dingin, dan pemarah. Sikap Nathan membuat Renata lelah, terlebih hubungan mereka tak ada kepastian. Nathan tak juga memperkenalkan Rena kepada keluarganya. Berbeda dengan Tristan yang mau langsung menikahi Rena, Nathan malah belum tahu kapan menikahi Rena. Rena semakin gamang terhadap hubungannya dengan Nathan setelah bertemu mama Nathan yang jelas-jelas menolak Renata!

Jalan ceritanya memang mudah ditebak. Sedari awal kita sudah tahu bahwa Tristan akan mengambil hati Renata, tapi saya tetap membaca novel ini sampai habis walaupun beberapa adegan terasa klise, seperti melihat bintang, makan malam romantis di restoran mewah, memasak bersama, dan ditemani mencari gaun di mall. Apa yang membuat kisah cinta Renata dan Tristan menarik diikuti? Letupan perasaan dan emosi mereka yang diolah dengan baik oleh Indah Hanaco melalui jalinan kata-katanya itulah yang membuat saya teringat saat-saat memadu kasih dengan suami, ihiiiiiir……

Ini memang novel romantis khusus untuk pembaca dewasa, tapi rasanya tetap aman dibaca remaja karena Indah Hanaco dapat mengolah romantisme Renata dan Tristan tanpa harus membuat mereka tidur bersama sebelum menikah atau sekadar berciuman dalam-dalam. Saya sungguh salut kepada Indah Hanaco, walaupun sentuhan Tristan kepada Renata hanya sebatas: memegang siku Renata dengan maksud menjaga agar gadis itu tidak terjatuh saat melewati jalan yang licin, menyingkirkan sehelai rambut Renata yang jatuh menutupi mata, dan sentuhan-sentuhan ringan lainnya, tapi sudah menimbulkan perasaan berdebar pada jantung saya. Aaaah…. Gilaaaa! Mbak Indah ini jago banget mengolah emosi tokoh-tokohnya. Jujur, saya belajar menulis novel romantis tanpa harus ada adegan ciuman apalagi seks sebelum menikah, dari novel ini.

Jadi, siapa bilang novel romantis itu harus ada adegan ciuman yang lengket kayak perangko dan seks bebas? Terakhir, ketika Renata dan Tristan telentang bersama di atas selimut dalam rangka memandang bintang, saya sudah berpikir negatif. Saya kira Mbak Indah terjerumus memasukkan adegan seks sebelum menikah antara Tristan dan Renata, ternyata mereka memang sudah menikah! Yap, segera setelah Renata memutuskan hubungannya dengan Nathan, Tristan langsung menikahinya.

Wah, review saya ini jadinya spoiler dong? Memang sengaja spoiler, karena jalan ceritanya mudah ditebak jadi sekalian saja saya kasih tahu. Sebab, yang menarik dari novel ini bukanlah jalan ceritanya, melainkan romantisme Tristan dan Renata yang membuat jantung berdebar-debar dan pipi tersipu malu. Bagi Anda yang ingin mengulang masa-masa romantis bersama pasangan, wajib baca novel ini. Yang cowok juga harus baca, biar belajar cara menaklukkan hati wanita dari Tristan. Sungguh, Tristan ini tipe cowok idaman semua cewek. Cowok yang jarang ada, dan Indah Hanaco menjadikannya ada untuk kita, hehehehe…..


1 komentar:

  1. Wah, aku suka banget sama novel-novel romanyis, xixixixi..jadi malu :D
    Btw, sama kayak Ilana Tan kayaknya ya mbak, dia juga mengolah kisah romantisme tanpa adegan yang vulgar selain kemampuannya mengolah kata-kata yang membuat pembaca terbuai. Aku belum pernah baca novel Indah Hanaco soalnya, hehee

    BalasHapus