Minggu, 02 November 2014

Women of Heaven: Menjadi Wanita yang Dirindu Surga

Judul: Women of Heaven: Menjadi Wanita yang Dirindu Surga
Penulis: Evi Ni'matuzzakiyah
Penerbit: Pro U Media, 2008
Jumlah Halaman: 164
ISBN: 979-1273-28-6

Membaca judul buku ini, rasanya begitu ingin segera mengetahui bagaimana caranya menjadi wanita yang dirindu surga. Bayangkan, dirindui oleh surga berarti kedatangan kita dinantikan oleh tempat pulang yang sangat indah itu. 

"Islam membawa revolusi paling besar dengan memberikan martabat terhormat untuk wanita. Ia adalah sosok terhormat dengan hak-hak sangat istimewa, satu hal yang tidak pernah dinikmati oleh wanita lain di luar Islam." (halaman 15)


Di dalam  buku ini, penulis mengajak muslimah yang ingin dirindukan surga, melakukan beberapa tahapan yang terbagi dalam bab-bab. Ditulis dengan bahasa dialog, seakan sedang mengajak bicara pembacanya. Dipenuhi oleh cerita-cerita untuk direnungkan. Lalu, bagaimanakah cara menjadi wanita yang dirindukan surga?

Bab 1: Merenda Ridha Allah
Evi mengurai bab ini dengan sebuah cerita tentang seorang ibu dengan lentera ridha yang senantiasa menerangi hatinya sehingga tiada kesedihan yang mengancam hidupnya. Seorang ibu menitipkan anaknya untuk berguru kepada Syeikh Sariy Saqaty. Sebuah kecelakaan mengakibatkan anak itu tenggelam. Ketika ibunya dikabari bahwa anaknya telah meninggal, sang ibu tidak yakin. Dia lalu mendatangi sungai tersebut dan berhasil menemukan anaknya yang masih hidup. Itu menunjukkan bahwa, keajaiban hanya akan mendatangi orang-orang yang ridha, takwa, dan patuh kepada Allah. Kita tidak boleh mengumbar kesedihan, karena semua yang sudah ditakdirkan itu adalah ketetapan Allah. Kita harus ridha terhadap ketetapan Allah, karena semuanya itu baik. 

Bab 2: Penambah Nikmat
Di sini, penulis menguraikan pentingnya bersyukur untuk menambah nikmat, sekalipun kita sedang diberi ujian, cobaan, dan penderitaan. "Allah memelihara kita bukan saja melalui kegembiraan, kebahagiaan, serba kecukupan, kesehatan, kesuksesan, prestasi gemilang. Allah juga masih senantiasa memelihara kita melalui kesedihan, musibah, ujian, serba kekurangan, dan penderitaan. Tujuannya, supaya kita mencapai perkembangan yang baik, pelatihan jiwa yang sejati, kekokohan jiwa yang utuh, penempaan mental yang kuat, manajemen emosi yang sehat, kegigihan tekad yang membaja, dan pembangkitan semangat hidup yang tiada pernah padam." (halaman 48)

Bab 3: Keelokannya Mengalahkan Bidadari
Siapa bilang wanita yang paling cantik itu berasal dari golongan bidadari? Sesungguhnya, wanita paling cantik adalah para muslimah yang hidup di dunia dengan keimanan dan amal soleh, serta tangguh menghadapi segala ujian Allah. Evi menceritakan kisah Al-Khansa, seorang muslimah yang dijuluki Ummu Syuhada, karena keempat putranya syahid dalam peperangan! Al Khansa tidak menangisi kepergian putranya. Ia justru bersyukur anak-anaknya mati syahid untuk membela agama Allah. Ada juga Ummu Masakin (Ibunda Orang Miskin), yaitu Zainab binti Khuzaimah, yang sangat dermawan dan senang menyantuni orang miskin. 

Bab 4: Menjadi Manusia Terkaya
Bukan dinilai dari materi, tapi dari sikap Qanaah (rasa puas terhadap apa yang ada) yang dimiliki. Mensyukuri apa yang dimiliki bukan apa yang akan dimiliki. Rasulullah bersabda, "Apa perluku dengan dunia? Perumpamaanku dengan dunia hanyalah ibarat pengendara yang tidur siang sejenak di bawah naungan sebuah pohon, kemudian berangkat di sore hari dan meninggakannya?" (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Intinya, dunia hanyalah persinggahan. Tak perlu dikejar membabibuta. 

Bab 5: Lalu, Beristiqamahlah
Istiqamah, adalah komitmen dan konsisten kita kepada Allah. Ketaatan kita kepada Allah hendaklah berlaku terus-menerus, tidak hanya saat sedang senang tapi juga saat susah. Penulis mengambil contoh kisah Masyita, pembantu putri Firaun. Saat sedang menyisiri rambut majikannya, sisirnya terjatuh dan dia menyebut nama Allah, sehingga ketahuanlah bahwa dia memiliki Tuhan yang lain (saat itu Firaun mengaku Tuhan). Masyita disuruh mengubah keyakinannya, tapi ia memilih dibuang ke dalam kawah panas bersama bayinya. Subhanallah! Sanggupkah kita memiliki keimanan sekuat Masyitah?

Lima tahapan itu, dapatkah kita praktekkan dalam kehidupan nyata? Setidaknya, usai membaca buku ini, saya kembali tersadarkan arti keberadaan saya di muka bumi. Tak percuma membaca buku ini saat hati sedang galau, karena usai membacanya, hati terasa disiram air embun yang dingin dan menyejukkan. Yakin bahwa apa pun yang ditetapkan oleh Allah Swt adalah yang terbaik untuk kita. 



1 komentar:

  1. Banyak sekali hadits yang memberitahu siapa-siapa wanita yang akan mencium bau surga ya Jeng
    Mantap resensinya

    Yuk ikut kontesku menyambut Hari Ibu
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus