Judul: Penggemar Berat Alin
Genre: Teenlit
Penulis: RisTee
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan Kedua,
Maret 2012
Jumlah Halaman: 224
ISBN: 978-979-22-7467-7
KREYEP… KREYEP….
Astaga. (halaman 5)
Dari sejak halaman pertama novel
ini, saya sudah diajak memasuki dunia remaja yang ceplas-ceplos, apa-adanya,
lucu, dan riang. Jujur, saya baru pertama kali ini membaca karya RisTee, bahkan
baru kali ini mendengar namanya. Ketika membaca sinopsis novel ini, saya tak
berharap banyak. Ceritanya terkesan klise.
Alin punya penggemar misterius! Diam-diam ada yang menghujaninya dengan berbagai hadiah, mulai
dari bunga mawar hingga boneka beruang yang besar sekali! Terakhir, cowok itu
malah menggelar spanduk di depan sekolah bertuliskan: Alin, Be My Girl!
Bukannya senang, Alin malah terganggu dan diledek habis-habisan oleh teman satu
sekolah.
Nah, kaaan… awalnya saya ragu-ragu
mau membaca novel ini, tapi saya coba baca dulu ya beberapa halaman pertamanya.
Ada yang bilang, novel teenlit itu
membosankan karena ceritanya begitu-begitu saja. Novel ini juga sebenarnya
biasa-biasa saja. Kisah yang biasa, diksi biasa, setting biasa, tapi untunglah
walaupun begitu, RisTee bisa membuat saya menyelesaikan membaca novelnya ini
karena gaya berceritanya yang lucu dan menghibur.
Alur yang digunakannya maju
mundur, yaitu masa saat Alin masih SMP dan SMA. Alin trauma berhubungan dengan
cowok. Thomas, cinta pertamanya sewaktu SMP, mengkhianatinya. Thomas
berselingkuh dengan Nia, sahabat Alin. Jangan tanya bagaimana anak SMP sudah
berpacaran dan berselingkuh ya, zaman saya SMP dulu pun sudah banyak teman-teman
SMP yang punya pacar. Untunglah setelah mereka SMA, mereka tidak satu sekolah
lagi dan Nia pun sudah pindah dari rumah di sebelah rumah Alin. Sayangnya, Alin
masih belum move on.
Alin sekolah di asrama dan punya
geng cewek. Uniknya, Alin dan teman-temannya itu memiliki buku curcol, satu
buku harian yang diisi bergantian. Membaca curhat cewek-cewek SMA itu bikin
saya teringat kegilaan-kegilaan saat masih SMA. Gaya bercerita penulisnya
benar-benar ngingetin masa-masa SMA dan punya geng cewek. Ya, saya jadi
bernostalgia deh. Saya duga, RisTee ini usianya masih muda, sehingga gaya
nulisnya masih fresh dan sesuai
banget untuk remaja.
Saat Alin pulang ke rumah
mengunjungi ibunya, dia baru tahu kalau rumah Nia yang kosong sudah ditempati
tetangga baru. Anak tetangganya itu seorang cowok yang terlihat aneh, tubuh
tinggi kurus, hobi cengengesan, dan pakai gawat gigi. Dari deskripsi fisiknya
itu, saya bisa membayangkan anak cowok itu sama sekali nggak menarik, dan
memang nggak ada rasa tertarik sedikit pun dari Alin kepada cowok itu.
Sebaliknya, Fadi, cowok itu malah tergila-gila dengan Alin. Nah, adegan
tergila-gila itulah yang mampu dijalin penulis sehingga bisa bikin pembaca
terhibur.
Sejuta usaha dilakukan Fadi
untuk bisa meraih hati Alin, dari mulai
mengirimi beraneka ragam hadiah, memberikan perhatian, sampai yang paling
menyentuh adalah menunggui ibu Alin yang dirawat di rumah sakit. Teman-teman
geng Alin pun menyarankan agar gadis itu membuka hatinya untuk Fadi, karena
Fadi baik banget. Tapi, Alin masih trauma sama cowok. Apalagi saat ikut lomba
menulis cerpen remaja di sebuah majalah, dia ketemu lagi dengan Thomas. Thomas
sempat merayunya, sampai kemudian ketahuan kalau Thomas sudah punya pacar!
Apakah Fadi berhasil merebut hati
Alin?
Novel ini cukup menghibur dengan kelucuan-kelucuan
yang dibuat oleh Fadi, tapi agak membosankan dan lelah saat membaca buku curcol
Alin and the geng yang kadang terlalu
panjang dengan font huruf keriting yang bikin mata pusing. Tokoh yang bikin
saya gemas adalah Nia, yang diam-diam mengkhianati Alin, dan Alin sendiri yang terlalu
polos karena sangat percaya kepada Nia. Pesan moralnya? Barangkali agar
cewek-cewek jangan mudah terpikat oleh cowok ganteng macam Thomas yang ternyata
playboy dan suka mempermainkan cewek. Dan cowok-cowok hendaknya meneladani Fadi yang berjuang sekuat tenaga meraih hati Alin, sebelum benar-benar ditolak hehehe....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar