Sabtu, 25 Januari 2014

A Cup of Tea for Complicated Relationship


Judul: A Cup of Tea for Complicated Relationship
Penulis: Lygia Pecanduhujan, Herlina P. Dewi, dkk.
Penerbit: Stiletto Book
Tahun Terbit: Cetakan 1, Agustus 2011
Jumlah Halaman: 214
ISBN: 978-602-96026-5-4

Saya harus menahan napas ketika membaca buku ini. Sesuai judulnya, ACOT for Complicated Realtionship, pengalaman para penulisnya dalam menjalin hubungan yang “ajaib” membuat saya terkesima. Kisah-kisah mereka membuka mata saya bahwa hidup ini tidak selalu lurus dan mulus, begitu juga saat menjalin hubungan dengan seseorang. Tentu saja saya tidak berharap mengalami hubungan yang rumit seperti keduapuluh kisah di dalam buku ini, tetapi setidaknya kisah mereka membuat saya mensyukuri dan mawas diri terhadap hubungan yang sedang saya jalani sekarang ini.


Cerita dibuka dengan hubungan berbeda keyakinan, yang dialami oleh Mpok Mercy Sitanggang. Kisah ini mungkin terdengar biasa ya, karena di televisi kita sering ditampilkan artis-artis yang berpacaran bahkan  menikah berbeda agama. Tapi, kisah itu amat sangat tidak biasa bagi mereka yang benar-benar menjalaninya. Mpok Mercy mengalami kegalauan dan kegelisahan tentang hubungan yang dijalaninya itu, bukan sebuah hubungan yang mudah. Ditentang oleh keluarga dan sudah tentu membuat hati tidak tenang. Perbedaan keyakinan bukan hal sepele. Saya yakin hal itu juga masih menjadi pertimbangan sebagian besar umat beragama di Indonesia.

Ada tiga kisah tentang perbedaan keyakinan yang disuguhkan oleh buku ini, dengan akhir yang berbeda-beda. Semuanya memberinya perenungan yang dalam bagi kita. Seperti tahu bahwa pembacanya bakal terbawa oleh kisah-kisah di dalam buku ini, Stiletto memberikan penjeda berupa secangkir teh, “berhentilah membaca, seduhlah secangkir teh Anda sembari meresapi semua kisah sampai halaman ini.” Hmm, baiklah. Mari kita minum teh dulu dan bersiap menikmati kejutan berikutnya.

Kisah Lucia Chriz bisa menjadi teladan penting bagi para remaja yang tergila-gila oleh cinta sampai rela memberikan kehormatannya sebelum pernikahan. Begitulah Lucia, dengan gelora jiwa mudanya terbawa oleh kisah cinta terlarang bersama John, cowok tampan yang digilainya. Cintanya tak bertepuk sebelah tangan, bahkan dia berhubungan kelewat batas sampai hamil. Seperti sudah bisa diduga, John mengelak dari tanggung jawab dan Lucia berada di ambang kebingungan: mempertahankan janinnya atau menggugurkannya?

Sedangkan kisah Eva Sri Rahayu yang terjerat cinta cowok posesif membuat saya tak habis pikir. Ternyata rumit juga berhubungan dengan seorang cowok posesif dan temperamental. Bisa membuat stress dan tidak bersemangat hidup. Dibilang cinta ya tidak, tapi juga tidak bisa melepaskan diri dari jeratannya. Setidaknya itu masih mending daripada terjerat setelah menikah sebagaimana yang dialami Yani, yang diceritakan  oleh Mukti A. Farid. Pernikahan yang rumit karena sikap suami yang tiba-tiba berubah menjadi pemalas dan temperamental, serta ikut campurnya keluarga mertua yang berlebihan.

Stiletto kembali mengingatkan kita untuk menyesap teh dulu sebelum melanjutkan kisah cinta rumit, kali ini tentang cinta segitiga. Diantara semua kisah yang disajikan, saya gemas sekali dengan kisah seorang istri yang mudah jatuh cinta kepada pria lain, bahkan sampai mengabaikan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Kisah yang dituturkan oleh Archa Bella itu membuat saya tidak habis pikir kok ada suami sebaik itu, bersabar sekali meskipun tahu istrinya sedang tergila-gila kepada lelaki lain. Tapi, ini bisa jadi pelajaran untuk para suaminya agar banyak memberikan perhatian kepada istri, tidak tenggelam kepada pekerjaan terus-menerus sampai lupa  bahwa istrinya butuh perhatian.

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Penulis yang ibu rumah tangga dan kecanduan internet, mengingatkan saya pada diri sendiri. Memang benar, berada di rumah terus itu membosankan, apalagi kalau suami tidak bisa diajak bicara saking sibuknya. Walaupun hanya mengirim sms, istri sudah merasa diperhatikan lho. Apalagi kalau sering dibawakan hadiah, hehehe…. Untuk mencari teman bicara, di era sosmed ini seorang istri tidak perlu keluar rumah. Tinggal menyalakan internet, jadi deh. Sialnya, kalau teman bicaranya itu laki-laki, lebih komunikatif, dan lebih perhatian daripada suaminya. Kalau tidak bisa menjaga diri dan mengingat status pernikahannya, ya bisa keterusan deh. Jadi, para suami, walaupun istrinya berada di rumah, tetap hati-hati dan mawas diri karena godaan orang ketiga bisa saja hadir dengan bantuan sosial media.

Selain istri yang kurang perhatian, di dalam buku ini juga ada cerita tentang anak yang kurang perhatian sampai mencari perhatian dari sesama jenis, seperti yang diceritakan oleh Angeline Julia. Mamanya kurang perhatian, bahkan temperamental, sehingga anak mencari kasih sayang mama dari wanita lain. Sialnya, wanita itu punya kecenderungan lesbian. Bukannya mendapatkan kasih sayang seperti ibu ke anak, justru seperti sepasang kekasih.

Membaca kisah-kisah ini memberikan kesimpulan bahwa:
  • Hubungan cinta terlarang selalu memberikan kegalauan dan rasa tidak tenang, karena melanggar norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan pasangan yang menjalaninya.
  • Latar belakang keluarga yang buruk adakalanya ikut berperan serta dalam kesalahan langkah yang diambil oleh anak-anaknya.
  • Bila merasa yakin bahwa hubungan itu tidak pantas dilanjutkan, segera tinggalkan! Toh, nanti akan ada ganti yang lebih baik.  
  • Mendekatlah kepada Tuhan untuk mendapatkan ketenangan hati.


2 komentar:

  1. complicated juga ya, bun. padahal menjalin hubungan dengan dua orang yang dicintai itu sulitnya minta ampun. harus ada yang dikorbankan salah satu pastinya, dan kalo udag gitu ya, harus ada yang menyadarkan si perempuan

    BalasHapus
  2. kalu baca hubungan yg complicated itu rasanya gimanaaa gitu.

    BalasHapus