Judul: A Cup
of Tea, Menggapai Mimpi
Penulis: Herlina P.
Dewi, Reni Erina, dkk
Penerbit: Stiletto Book
Tahun Terbit: Cetakan 1, Februari
2012
Jumlah Halaman: 219
ISBN: 978-602-96026-9-2
“Buku yang luar biasa ini menuturkan dengan
sangat menyentuh tentang bagaimana banyak hati berdamai dengan keterbatasan dan
melahirkan energi dahsyat untuk mengubah keadaan. Kisah-kisah dengan ragam
latar belakang yang hadir di sini, akan membuka hati kita untuk melihat dunia
sebagai lahan harapan yang tak habis-habis.” (Alberthiene Endah, Penulis)
Semua
orang pasti memiliki mimpi, dari mimpi yang kelihatannya sepele sampai mimpi
yang terlihat amat mustahil untuk diwujudkan. Tetapi, siapa yang dapat melarang
kita untuk bermimpi? Bermimpi itu gratis, kok. Jangan takut untuk bermimpi,
sebagaimana para penulis di dalam buku ini.
Bayangkan,
seorang anak di akhir SMA-nya, mendapati bahwa tulang punggung keluarga
satu-satunya, sang ayah, terkena lumpuh. Padahal, dia memiliki impian sekolah
sampai tinggi. Bagaimana bisa mewujudkan impian itu bila sang pencari nafkah
sudah tidak ada? Bersama kakaknya, dia bekerja keras mencari nafkah, biaya
pengobatan sang ayah, serta biaya melanjutkan sekolah demi mewujudkan mimpinya.
Semua pekerjaan dilakoni, meskipun itu sulit dan berat. Itulah kisah Ni Made Rimawati dalam menggapai
mimpinya.
Novi Nine harus memenuhi perjanjian
dengan sang ayah yang luar biasa. Novi harus bisa meraih gelar S1 di Jepang. Dia
harus bekerja keras, kuliah sambil bekerja karena sang ayah tidak memberinya
uang. Namun, ternyata dia justru kecanduan kuliah bahkan sampai nyaris S3.
Lain
lagi kisah Dwi Rahmawati, seorang
ibu yang memilih bekerja dari rumah agar membersamai anak-anaknya. Berada di
rumah saja bukan berarti Dwi kehilangan semangat untuk berbagi ilmu dan manfaat
kepada sekitarnya. Dia bertekad untuk menjadi MomPreuneur dengan mewujudkan
PAUD di rumahnya.
Kisah Drg. Deasy Rosalina, anak dari keluarga
miskin yang mampu meraih gelar dokter adalah kisah yang luar biasa. Tak
disangka, dari bapak yang bekerja serabutan bahkan tak sanggup membelikan rumah
untuk keluarganya, serta ibu yang
penghasilannya pas-pasan, Deasy mampu mewujudkan mimpinya menjadi dokter
gigi.
Impian
tak mesti besar, sebab mimpi yang kita anggap kecil, bagi orang lain adalah
mimpi yang besar. Begitu juga dengan mimpi Sofia
Orlando. Mimpinya adalah mengumpulkan 64 judul komik Detektif Conan! Apa
istimewanya mimpi itu? Baca deh di buku ini, lucu tapi bermakna.
Bagaimana
dengan saya? Sampai hari ini pun saya masih bermimpi. Membaca buku ini membuat
saya berani untuk mewujudkan mimpi. Cerita para penulisnya membuat saya dapat
mengambil kesimpulan bahwa untuk dapat mewujudkan mimpi, kita harus:
- Berani bermimpi, meskipun itu mimpi yang dianggap kecil oleh orang lain. Mimpi setiap orang tentu tidak sama, jadi mengapa kita mesti mengkhawatirkan omongan orang lain terhadap mimpi kita?
- Bekerja keras meraih mimpi. Jika hanya bermimpi, ibarat orang tidur dan terbangun tanpa mendapatkan apa-apa. Bermimpi mesti disertai kerja keras untuk meraihnya.
- Jangan ragu untuk belajar, menimba pengalaman, dan menerima masukan dari orang lain untuk melecutkan kemampuan kita.
- Jangan takut untuk mengambil kesempatan yang datang, sekalipun mungkin berlawanan dengan mimpi kita, barangkali bisa menjadi batu loncatan untuk meraih mimpi kita.
- Jangan menyerah jika masih gagal, sebab kita tidak tahu di titik mana kita akan berhasil.
- Adakalanya mimpi tidak tercapai, tetapi rencana Tuhan jauh lebih indah. Mungkin kita bermimpi menjadi Sutradara Film, tetapi Tuhan menakdirkan kita menjadi penulis. Maka, itulah yang terbaik untuk kita.
Buku yang inspiratif. Sy juga masih bermimpi ... melalui perwujudan mimpi alhamdulillah bisa sampai saat ini mengenal mbak Leyla, teman2 di BaW .. dan lain2 ...
BalasHapusInspiratif. Mengejar mimpi??? siapa takut....^_^
BalasHapus